Etos Hidup Orang Beriman

Sonny Co.SI, MTh

Pekerjaan apa saja yang diberikan kepadamu, hendaklah kalian mengerjakannya dengan sepenuh hati, seolah-olah Tuhanlah yang kalian layani, dan bukan hanya manusia. Kolose 3:23 (BIMK)

 

Etos

Pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial. Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat.

Etos Kita Berdasarkan Kolose 3:23

Pekerjaan apa saja yang diberikan kepadamu

Dalam konteksnya poin ini merujuk pada seluruh bentuk aktivitas kehidupan orang beriman. Sebagaimana juga ditekankan pada _Kolose 3:17 (BIMK) *Segala apa yang kalian lakukan atau katakan*, haruslah itu dilakukan dan dikatakan atas nama Tuhan Yesus. Bersyukurlah kepada Allah Bapa untuk apa yang dilakukan Yesus bagimu._.

hendaklah kalian mengerjakannya dengan sepenuh hati

Di dalam bahasa aslinya memiliki ide dasar ” *dikerjakan dengan totalitas hidup* ” yang juga memiliki pemikiran yang sama dengan _Efesus 6:6 (BIMK) Janganlah berlaku demikian hanya pada waktu kalian diawasi, hanya untuk mendapat pujian manusia. Tetapi hendaklah kalian melakukannya sebagai hamba Kristus yang sedang menuruti kemauan Allah dengan sepenuh hati._

seolah-olah Tuhanlah yang kalian layani

Ini adalah sikap hidup manusia yang menyadari bahwa dia adalah manusia tebusan atau sudah dibeli, sebagaimana prinsip kehambaan, bahwa kita akan secara otomatis menjadi hamba seseorang tuan yang mampu menebus kita dari kekuasaan “hutang” tuan yang lain. 1 Korintus 7:23 (BIMK) mencatat: Allah sudah membeli Saudara dan sudah lunas membayarnya. Karena itu, janganlah Saudara menyerahkan diri untuk menjadi hamba manusia. konsep ini juga jelas tercatat di dalam Amsal 22:7 (TB)  Orang kaya menguasai orang miskin, yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi. Akan tetapi Yesus telah melepaskan kita dengan cara membeli kita di kayu salib dan menjadikan kita umat tebusanNya.

Ref.
Kolose 2:14 (TB) dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib

dan bukan hanya manusia

Ini merupakan alasan utama berdasarkan constraint atau batasan tegas yang diterapkan bagi umat tebusan oleh tuannya yang baru pada saat itu juga. 1 Korintus 6:20 (BIMK) mengatakan: Allah sudah membeli kalian dan sudah membayarnya dengan lunas. Sebab itu, pakailah tubuhmu sedemikian rupa sehingga Allah dimuliakan.

Konklusi

1. Sebagai umat tebusan, kita sudah tidak dapat lagi hidup dan tunduk kepada kemauan tuan yang lama, melainkan kemauan tuan yang baru, yaitu Yesus Kristus.

2. Sebagai hamba seluruh aspek kehidupan kita menjadi milik kekuasaan tuan kita yang telah menebus kita “Yesus Kristus” dari tangan tuan yang lain “dosa”.

3. Konteks ini meliputi seluruh aktivitas kehidupan kita yang telah ditebusNya, tanpa terkecuali, sehingga kita tidak dapat hidup dengan seenak hati kita sendiri, melainkan harus mengikuti aturan main sang Penebus. Baik itu di dalam hidup kerohanian kita, bisnis kita, prinsip-prinsip dan etika moral kita, etc.

Aplikasi

Mulai hari ini mari kita belajar menyatakan dan melaksanakan pernyataan kita tersebut, ybahwa kita milik Allah maka segalanya yang ada padaku dan segala yang aku kerjakan adalah untuk Allah.

namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. 1 Korintus 8:6 (TB)

KLONING MANUSIA DALAM PANDANGAN ETIKA KRISTEN

images
BAHAYA KLONING MANUSIA

Pdm. Sonny C.S, MTh

BAB I
PENDAHULUAN

Dunia teknologi rekayasa genetika semenjak tahun 1997 mengalami revolusi yang mengakibatkan mereka mengalami kemajuan melampaui prediksi ilmuan-ilmuan dimasa lampau.Semenjak cloning mamalia pada tahun 1997 berhasil, maka ide untuk mengkloning manusiapun muncul.Dan munculnya ide tersebut secara simultan memicu pro dan kontra dengan landasan pikir dan alasan yang dirasa kuat dari masing-masing kelompok.

Sebagai orang Kristen yang berpegang kepada etika yang berdasar kebenaran Alkitab, maka sangat diperlukan kita menyoroti kloning pada manusia dari sudut penilaian etika yang kita pegang tersebut.Hal ini ditujukan supaya kita memiliki landasan untuk mengambil keputusan etika guna menentukan pada posisi mana kita harus berdiri.Mendukung ataukah tidak mendukung.Dengan demikian, setiap umat Kristiani dapat bersikap secara bijaksana dan bertanggungjawab dalam menanggapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam hal penelitian dan penemuan baru tentang kloning pada manusia.

BAB II
KLONING MANUSIA, PERKEMBANGAN, DAN MASALAHNYA

Kloning dalam biologi adalah proses menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama (populasi) yang identik secara genetik. Kloning merupakan proses reproduksi aseksual yang biasa terjadi di alam dan dialami oleh banyak bakteria, serangga, atau tumbuhan. Dalam bioteknologi, kloning merujuk pada berbagai usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk menghasilkan salinan berkas DNA atau gen, sel, atau organisme. Arti lain kloning digunakan pula di luar ilmu-ilmu hayati.

Kata ini diturunkan dari kata clone atau clon, dalam bahasa Inggris, yang juga dibentuk dari kata bahasa Yunani, κλῶνος (“klonos”) yang berarti “cabang” atau “ranting”, merujuk pada penggunaan pertama dalam bidang hortikultura sebagai bahan tanam dalam perbanyakan vegetatif.
Kloning pertama kali diusulkan oleh Herbert Webber pada tahun 1903 untuk mengistilahkan sekelompok makhluk hidup yang dilahirkan tanpa proses seksual dari satu induk. Secara alami kloning hanya terjadi pada tanaman : menanam pohon dengan stek.

Dan wacana kloning pada hewan muncul sejak tahun 1900, tetapi hewan kloning baru dapat dihasilkan lewat penelitian pada tahun 1997 oleh Dr. Ian Willmut seorang ilmuwan skotlandia, dan untuk pertama kali membuktikan bahwa kloning dapat dilakukan pada hewan mamalia dewasa. Hewan kloning tersebut dihasilkan dari inti sel epitel domba dewasa yang dikultur dalam suatu medium, kemudian ditransfer ke dalam ovum domba yang kromosomnya telah dikeluarkan, yang akhirnya menghasilkan anak domba kloning yang diberi nama Dolly

1. Kloning Manusia

Kloning membutuhkan sel-sel DNA dan embrio untuk dapat berhasil.Pertama-tama DNA dikeluarkan dari inti sel makhluk itu.Materi itu, yang mengandung kode informasi genetik, kemudian ditempatkan dalam inti dari sel embrio.DNA dari sel yang menerima informasi genetik yang baru harus disingkirkan supaya bisa menerima DNA baru. Kalau sel menerima DNA baru, maka embrio duplikat akan terbentuk. Namun sel embrio bisa saja menolak DNA baru dan mati.Juga sangat mungkin bahwa embrio itu tidak dapat bertahan hidup setelah informasi genetik yang asli dikeluarkan dari intinya.

Sebagian orang mempromosikan kloning manusia dengan tujuan untuk menciptakan organ pengganti untuk orang-orang yang membutuhkan pencangkokan namun tidak dapat menemukan donor yang cocok. Pemikirannya adalah mengambil DNA sendiri dan menciptakan organ duplikat yang terdiri dari DNA itu sendiri akan sangat mengurangi kemungkinan penolakan terhadap organ itu.

Proses kloning manusia, menuntut penggunaan embrio manusia; dan walaupun sel dapat dihasilkan untuk membuat organ yang baru, untuk mendapatkan DNA yang diperlukan beberapa embrio harus dimatikan.

2. Perkembangan Teknologi Kloning Manusia

Sebelumnya manusia telah berhasil mengkloning kecebong (1952), Ikan (1963), Tikus (1986).Keberhasilan kloning Dolly menuai kecaman sebagian besar penduduk dunia baik institusi keagamaan, pemeluk agama, dunia kedokteran institusi riset sejenis hingga pemerintahan tiap negara.Hal ini menyebabkan pengklonian dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Sejak keberhasilan kloning Domba 1996, muncullah hasil kloning lain pada Monyet (2000), Lembu “Gaur” (2001), Sapi (2001), Kucing (2001) dan dikomersialkan pada 2004, Kuda (2003), Anjing, serigala dan kerbau. Selain itu, beberapa lembaga riset telah berhasil mengkloning bagian tubuh manusia seperti tangan. Kloning bagian tubuh manusia dilakukan untuk kebutuhan medis, seperti tangan yang hilang karena kecelakaan dapat dikloning baru, begitu juga jika terjadi ginjal yang rusak (gagal ginal).

Dan akhir-akhir ini kloning manusia secara utuh telah dilaksanakan secara diam-diam karena mendapatkan larangan dari beberapa negara.Adalah seorang bernama Panayiotis Zavos, seorang keturunan dari Siprus yang memiliki tempat tingal di London, serta klinik besar di Kenthucky. Dia mengaku telah melakukan tiga kloning pada manusia, yang beberapa bulan kedepan akan segera dapat dilahirkan. Ketiganya berasal dari orang yang sudah mati.Satu di antaranya adalah embrio seorang anak berusia 10 tahun bernama Cady.Anak tersebut meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil di Amerika Serikat.Sel darah Cady telah dibekukan dan dikirim ke Zavos.Orangtua Cady setuju dengan persyaratan yang ditentukan apabila kloning embrio anaknya bisa dilahirkan dengan selamat. Severino Antiniori seorang ginekolog terkenal asal italia, telah mengaku berhasil melakukan cloning tiga bayi sekaligus, dokter ini juga tercatat presetasinya membantu wanita berusia 63 tahun yang sudah menopause untuk hamil dan melahirkan bayinya dengan selamat.

3. Kloning Manusia dan Masalahnya

Disamping banyaknya klaim keberhasilan kloning pada manusia, muncul juga kecaman dari para ahli-ahli rekayasa genetika dan medis, kecaman tersebut banyak didasarkan pada masalah yang bersumber pada fakta empiris mahluk yang disebut sebagai manusia itu sendiri.
Dr Singgih Widjaja memaparkan kebenaran ilmiah dalam bidang bioteknologi dan kedokteran yang membuktikan hal itu. Salah satu contoh fakta bidang genetika medis yang membuktikan bahwa kloning manusia dapat memunculkan masalah daripada kloning pada binatang, adalah dalam hal penyakit genetis.” Lihat contohnya pada anjing. Kalau pun mereka kawin di antara kerabatnya bahkan dalam satu keturunan, itu tidak menimbulkan cacat genetis pada anaknya. Coba pada manusia. Perkawinan sedarah langsung akan menghasilkan keturunan cacat,” kata dokter yang memperdalam medical genetics di Universitas Hawai itu. “Bukankah ini juga membuktikan bahwa manusia adalah lain dan tidak berasal dari binatang seperti kesimpulan teori Evolusi? “Lalu, mengapa pada hewan kloning bisa dilakukan?” Itulah keunikan manusia. Memang kloning bisa dilakukan pada domba tapi pada manusia dapat menyertakan resiko-resiko mengerikan.Para ilmuwan yang menyatakan bahwa kloning pada manusia bisa dilakukan, membangun argumen mereka hanya berdasarkan kemungkinan teoritis, tanpa melihat fakta dan pengalaman empiris medis berkaitan dengan penyakit genetis pada manusia. Dengan kata lain, mereka mengasumsikan bahwa sifat-sifat genetis pada manusia identik dan berespons sama atas perlakuan sejenis terhadap binatang. demikian Singgih menjelaskan, dokter yang selama ini banyak menangani penyakit genetis medis. Singgih, adalah master anatomi kedokteran yang juga memperdalam genetika molekuler di Universitas Hawaii dan Universitas Stanford Amerika itu, menolak adanya kemungkinan teknis kloning pada manusia dengan tiga argumen berikut.

  1. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa kelainan genetis hanya pada satu pasang kromosom saja, misalnya keduanya berasal dari ayah saja atau hanya dari ibu yang lazim disebut disomi, sudah akan menyebabkan cacat genetis yang parah, bahkan mengakibatkan keguguran pada janin. Sedangkan pada individu hasil kloning, karena kromosom hanya berasal dari salah satu orang tua, maka cacat itu akan terjadi pada semua kromosom tubuh. (Setiap orang memiliki 23 pasang (46) kromosom dimana 23 buah diwarisi dari ibu dan 23 lainnya dari ayah. Satu pasang diantaranya adalah kromosom seks red). “Jangankan pada semua kromosom, pada satu kromosom saja misalnya pada kromosom 15, terjadi disomi paternal dimana kedua kromosom hanya berasal dari sang ayah (kasus Angelmann Syndrome), maka anak yang lahir akan mengalami cacat genetis yang parah seperti IQ rendah, suka kejang-kejang, tidak bisa jalan dan mental terbelakang. Bagaimana mungkin manusia bisa hidup dengan disomi pada semua kromosomnya?” tanya Singgih. Sedangkan selama ini disomi pada dua pasang kromosom saja tidak pernah ditemukan. Mengapa? “Karena janinnya kemungkinan sudah langsung gugur beberapa saat setelah konsepsi.”
  2. Bagaimana mungkin inti sel organ tubuh tertentu yang diselipkan ke dalam sel telur yang belum dibuahi sebagaimana yang dilakukan pada kloning, bisa membuat organ-organ lain padahal dia tidak punya potensi genetis untuk membuat organ lain selain organ serupa? “Kalau yang dimasukkan inti sel kulit, maka otomatis dia hanya potensial untuk membuat sel kulit.” Sel itu terdiri dari inti sel dan sitoplasma. Sitoplasma mengandung asam deoksiribonukleat (DNA adalah asam-asam yang menyusun protein pembentuk kode genetik red) namanya mitokhondrial DNA. Mari kita lihat sperma. Hampir seluruhnya adalah inti, sitoplasmanya sedikit sekali. Itu berarti DNA-nya sedikit sekali. Kalau kita ambil sel lain lalu kita masukkan ke sel telur yang belum dibuahi, seperti yang terjadi pada kloning, itu berarti, mitokhondria dari sperma tersebut tidak ada. Padahal selain sebagai sumber energi bagi sel, mitokhondria juga berisi DNA untuk pembuatan sel saraf dan organ-organ lain. Padahal dari segi medis, satu molekul DNA saja yang hilang pada penyakit Thallasemia Constant Spring, misalnya, orangnya sudah cacat. Coba hitung berapa ratus bahkan ribu molekul DNA yang hilang karena tidak terlibatnya sperma pada kloning.”
  3. Singgih menambahkan, fakta bahwa belum pernah ada manusia hasil klon di dunia ini bukan karena manusia belum pernah mencobanya, tetapi walau para ahli sudah mencoba namun gagal karena tidak bisa mengatasi kendala-kendala teknis alamiah itu. Menurutnya, sebelum runtuhnya Uni Soviet, rejim komunis di sana telah sering mencoba kloning pada manusia namun mereka selalu gagal. “Ini sebenarnya suatu pertanda dari Tuhan bahwa kloning memang tidak boleh dilakukan pada manusia,” tandasnya.

 

BAB III
PANDANGAN ETIKA KRISTEN TERHADAP KLONING PADA MANUSIA

Menurut Alkitab, Allah adalah satu-satuNya yang memiliki hak kedaulatan mutlak atas hidup manusia. Berusaha mengontrol hal-hal sedemikian adalah menempatkan diri pada posisi Allah.Jelaslah bahwa manusia tidak boleh melakukan hal demikian.

Sekalipun ada aspek-aspek kloning manusia yang mungkin bermanfaat, umat manusia tidak punya kendali terhadap arah perkembangan teknologi kloning. Adalah sebuah sikap yang bodoh jikalau beranggapan bahwa sebuah niat yang baik akandapat mengarahkan penggunaan teknologi cloning kepada sesuatu yang berguna tanpa ada implikasi terhadap hungan ALLAh dan manusia. Dalam hal ini manusia dengan segala keberadaannya, tidak dalam posisi untuk menjalankan tanggung jawab atau memberi penilaian yang harus dilakukan untuk mengatur kloning manusia.

Norman L Geisler, di dalam buku Etika Kristen Pilihan dan Isu, memberikan lima pandangan mengenai etika yang harus dipegang oleh orang Kristen didalam menjalankan kehidupannya serta didalam pengambilan keputusan etika dan moral:

Etika Kristen haruslah berdasarkan kepada kehendak Allah.

Dalam pandangan ini, kita sebagai orang Kristen harus mengambil keputusan etika terhadap kloning manusia, dengan meletakkan kloning pada manusia pada “bejana” kehendak ALLAH, dalam hal ini Alkitab haruslah menjadi standar utama penilaian terhadap kloning, apakah sesuai atau tidak ?.

Etika Kristen bersifat mutlak.

Etika Kristen yang berlaku dan yang kita pegang berdasarkan Alkitab tersebut, tidaklah diperbolehkan untuk dikompromikan dengan isu- isu yang tidak sesuai dengan standar etika Kristen, pada point manapun. Begitu pula dengan isu-isu seputar kloning pada manusia

Etika Kristen berdasarkan wahyu Allah.

Karena etika Kristen berdasarkan wahyu ALLAH maka etika Kristen tidaklah boleh disejajarkan dengan standar etika yang bersumber dari apapun diluar wahyu ALLAH.

Etika Kristen bersifat menentukan.

Orang Kristen berdasarkan etika yang dipegang dan dilaksanakan didalam hidupnya, harus berani menentukan langkahnya, berpihak atau menolak kepada isu kloning pada manusia

Etika Kristen itu Deontologis.

Etika Kristen itu bersifat seperti sebuah aturan yang wajib dan mengikat. Jika secara penilaian etika Kristen menyetujui kloning pada manusia, maka kita juga wajib menyetujuinya, akan tetapi jika etika Kristen menentang isu kloning manusia, maka itu juga bersifat mengikat bagi kita untuk menentang isu kloning kepada manusia juga.

Pendapat Hille, Ketua Komisi Teologi World Evangelical Fellowship

Sebagaimana isu-isu bidang etika yang lain, diperlukan kejelian dan kehati-hatian dalam menanggapi masalah kloning, apalagi tidak semua isu itu dapat ditemukan jawabnya secara eksplisit dalam Alkitab. Namun, Alkitab dengan jelas mengajarkan kebenaran tentang hukum dan kedaulatan Allah atas hidup manusia.Selain melanggar kewenangan Allah sebagai pencipta, kloning pada manusia merupakan pelanggaran serius terhadap harkat dan martabat manusia yang diciptakan Allah sebagai makhluk termulia dan unik.

“Tuhan telah menetapkan manusia untuk berkembang biak secara alami melalui proses perkawinan. Lagi pula manusia diciptakan secara tunggal dan satu-satunya, bukan duplikasi,””Ketunggalan berarti hubungan antara Allah dengan pribadi adalah tunggal adanya. Allah punya hubungan historis tersendiri dengan setiap orang dan ini tidak boleh diduplikasi secara proses teknis.” Hille menegaskan bahwa Tuhan menciptakan manusia agar dapat berkomunikasi dengan-Nya.”Lebih dari itu, Tuhan Yesus mati untuk menebus dosa manusia pribadi demi pribadi.”

Manusia Diciptakan Unik Dalam Tujuan dan Fungsinya bagi komunitasnya

Manusia oleh ALLAH di ciptakan sebagai manusia yang secara individu atau personal memiliki tujuan dan fungsi masing-masing, yang unik atau tidak bersifat produksi massal pabrikan, didalam komunitas dimana ALLAH telah menempatkannya. Setiap manusia memiliki kewajiban memenuhi tujuan hidup mereka yang akan saling melengkapi satu dengan yang lainnya, baik dari karunia, talenta, dll, demi kemuliaan ALLAH. Hal tersebut dapat kita temukan didalam Amsal 16:4, Efesus 2:10, Kolose 1:16

Pengabaian Nilai Penting Embrio Dihadapan ALLAH

Pada hakikatnya proses kloning akan “membuang” banyak embrio manusia sebagai “barang sampah, dan sekedar peningat kemungkinan keberhasilan”; meniadakan kesempatan untuk embrio-embrio itu bertumbuh dewasa. Sedangkan alkitab memaparkan kebenaran, bahwa embrio manusia itu bukanlah pada tempatnya mendapatkan nilai yang serendah itu.Mazmur 139:16 mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.Kata “bakal anak” didalam bahasa aslinya menggunakan kata “golem” yang diterjemahkan sebagai embrio, fetus.Dalam konteks ini kita dapat melihat bahwa ALLAH telah turut campur tangan dalam kehidupan manusia semenjak manusia masih sebagai embrio atau festus.Sebagai orang Kristen, adalah hal yang wajib bagi kita, untuk menghargai hal tersebut.

BAB IV
KESIMPULAN

Kloning dari sisi medis sudah dapat dipastikan akan menimbukan banyak permasalahan, dari keguguran hingga kecacatan tubuh serta kecacatan mental yang sangat parah. Dan dari sisi etika Kristen, kloning pada manusia telah membuat manusiamenjadi pembunuh-pembunuh bakal anak atau embrio, merendahkan kodrat dirinya dan mencoba menabrak batasan posisinya, didalam rancangan awal dalam kehidupan manusia serta mandat yang telah manusia terima.

Melihat permasalahan-permasalahan tersebut, maka sebagai orang Kristen kita harus berani menyatakan penolakan kita terhadap kloning pada manusia, karena hal tersebut menunjukan pemberontakan manusia kepada ALLAH danakan menimbulkan masalah medis dimasa mendatang.

Sumber:

  1. http://en.wikipedia.org/wiki/Cloning
  2. http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=754&res=jpz
  3. http://gerakanindonesiabaru.blogspot.com/2009/09/menelaah-persoalan-kloning-dan-stem-sel.html
  4. http://irun89.wordpress.com/2010/03/25/kloning-domba-dolly/
  5. http://nusantaranews.wordpress.com/page/21/
  6. Alkitab terjemahan baru
  7. http://www.my-lifespring.com/merchandise/buku_etika_kristen.php

INTEGRITAS ORANG KRISTEN

Jadi hasilkanlah buah sesuai dengan pertobatan MATIUS 3:8

Oleh:Pdm, Sonny C S, MTh

PENDAHULUAN

pO9LXFB8_400x400Pada abad 20 hingga abad 21, gereja mengalami pergeseran yang signifikan. David Beer mengadakan survey di Inggris, dan dia menemukan hanya tinggal 5 % gereja-gereja di Inggris yang mengajarkan kebenaran. Tak heran banyak teolog-teolog ternama macam Johsua Harris, John McArthur, Criswell, Charles Stanley, Charles Swindol, menganjurkan kepada semua orang yang sedang mencari gereja agar berhati-hati memilih gereja. Di zaman akhir ini, Alkitab mencatat bahwa manusia akan kembali seperti jaman Nuh. Jaman yang karakteristiknya digambarkan dengan jelas oleh rasul Paulus, seperti dibawah ini :

Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatanNya. Jauhilah mereka itu!

2 Timotius 3:1-5

Dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.

Efesus 5:16

Dalam 2 Timotius 3:5, dinyatakan oleh rasul Paulus, sebuah kondisi yang sangat memprihatinkan dari orang-orang yang memiliki “label” orang yang menjalankan ibadah akan tetapi mereka memungkiri kekuatannya. Itu adalah sebuah gambaran pribadi-pribadi yang tidak berintegritas. Integritas kehidupan orang percaya yang tidak dijunjung tinggi, dan dilaksanakan akan membuat orang percaya menjadi tidak ada perbedaannya dengan karakteristik orang-orang akhir zaman.

INTEGRITAS ORANG KRISTEN

A. Definisi Integritas

Integritas berasal dari kata Yunani ‘integritas’ dan ‘integra’. Ini adalah sistem kepercayaan tanpa dapat digoyahkan, tidak peduli seberapa berbahaya keputusan untuk tetap berjalan didalam system yang dia percayai itu, atau bagaimana tidak populernya itu dikalangan umum. Hal ini termasuk: ketulusan, memegang janji dan kesepakatan, kejujuran, kebenaran, etika, kejujuran dan keadilan. Sebuah kutipan tentang integritas adalah ‘Lebih baik untuk memiliki musuh yang tetap berpegang kepada perkataannya, dari seorang teman baik yang tidak memegang perkataannya.’
Intregritas berarti menjaga nama baik dan karakter anda. Integritas adalah memiliki nilai, yang konsisten dan tidak goyah karena pengaruh luar, tapi berdiri kuat dalam pola sebagaimana seseorang harus hidup dan percaya. Integritas merujuk pada keutuhan sebagai manusia. Ini berarti bahwa Anda telah berkembang menjadi orang yang memiliki pemikiran, kata-kata, dan tindakan yang kongruen atau tidak saling bertentangan.

B. Integritas Kristen

Integritas didalam kekritenan adalah hal yang mutlak dan tidak dapat ditawar lagi. Yohanes Pembaptis didalam injil tercatat pernah memberikan sebuah pernyataan tegas sebagai berikut :

Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan. Tetapi waktu ia melihat banyak orang farisi dan orang saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: “hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.

Matius 3:6-8
Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.

Matius 3:6-10

Didalam kritikannya kepada orang Farisi dan Saduki, Yohanes Pembaptis menekankan betapa integritas sangat penting didalam kehidupan keimanan seseorang, karena integritas orang beriman selalu menentukan akhir masa kehidupannya. Demikian juga dengan rasul Paulus di dalam 2 Timotius 3:5 yang menggambarkan dengan jelas bahwa seorang yang menyatakan diri sebagai orang “beriman” akan tetapi tidak memiliki integritas, adalah seorang yang memungkiri apa yang mereka lakukan atau kerjakan sendiri didalam kehidupan mereka. Sehingga integritas orang Kristen adalah sebuah pola hidup yang dijalani dengan pikiran, kata-kata, dan tindakan adalah kongruen dan sesuai dengan prinsip-prinsip etika Kristen yang berdasarkan kebenaran Firman Tuhan.

C. Integritas Menurut Matius 3:8

Matius 3:8 mengungkapkan kepada kita sebuah pernyataan lugas mengenai integritas dalam kehidupan seorang Kristen itu :

Jadi hasilkanlah buah sesuai dengan pertobatan – tb
Tunjukanlah dengan perbuatanmu bahwa kamu sudah bertobat dari dosa-dosamu. – bimk
Therefore, bring forth fruits worthy of repentance – litv

Parshing :

  • 4160 [e] – poiēsate – ποιήσατε – Produce – V-AMA-2P
  • 3767 [e] – oun – οὖν – therefore – Conj
  • 2590 [e] – karpon – καρπὸν – fruit – N-AMS
  •   514 [e] – axion – ἄξιον – worthy – Adj-AMS
  • 3588 [e] – tēs – τῆς – Art-GFS
  • 3341 [e] – metanoias – μετανοίας  – of repentance – N-GFS

axion

Memiliki asal kata “axios” :”ἄξιος” of weight, of worth, worthy, worthy of, deserving, comparable, suitable – áksios (kata sifat yang berasal dari aksō, “to weigh”) – dengan tepat, untuk menimbang, menetapkan nilai yang cocok (“worth-to-worth”); layak, yaitu sebagai penilaian yang sesuai dengan bagaimana sesuatu “menjadi bobot standar” pada skala kebenaran Tuhan. Kata “axion” dalam perkembangnya dapat digunakan dalam berbagai bidang, dan yang lebih sering digunbakan dalam bidang matematika, yaitu “aksioma”, yang berarti dianggap berharga atau sesuai atau dianggap terbukti dengan sendirinya. Kata ini berasal dari αξιοειν (axioein), yang berarti dianggap berharga, yang kemudian berasal dari αξιος (axios), yang berarti berharga.

Thayer mengatakan bahwa:
Áksios (“weighed-in”) “berarti dengan benar,” menjadi beban berat bagi suatu skala yang memiliki nilai yang layak, cocok, kongruen, sesuai standar yang telah disepakati’.

Apakah ukuran standar yang telah disepakati ? jawabannya adalah “tēs metanoias” – dimana kata “tēs” merupakan bentuk perubahan bahasa Yunani bagi kata “the” yang menunjukan kepada sebuah pertobatan. Hal tersebut senada dengan pernyataan Matius 7:15-20, yaitu :

“Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedangkan pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang baik. Setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi, dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.

(Mat 7:15-20)

Sehingga disini kita dapat melihat bahwa Matius 3:8 menyatakan dengan lugas bahwa standar kehidupan yang benar adalah berbuah sesuai dengan pertobatan yang telah mereka jalani dan tidak aka n ada buah-buah pertobatan tanpa ada pertobatan yang sejati dalam kehidupan seseorang, sekalipun itu harus membuatnya berdiri melawan seluruh dunia dan sistem kehidupan mereka.

KESIMPULAN

  1. Menjadi orang Kristen yang memiliki integritas, adalah seseorang yang hidupnya memiliki kesatuan langkah atau konsistensi, antara pemikiran, perkataan, perbuatan, dengan nilai-nilai yang dipegangnya. Nilai-nilai yang dipegang tersebut haruslah berdasarkan kebenaran Firman Tuhan. Sekalipun dengan berintegritas, orang Kristen harus membayar harga yang mungkin saja membuatnya menderita di bumi ini.
  2. Dan pokok pengajaran mengenai integritas orang Kristen haruslah juga kita jadikan sebuah pola pendidikan dan pengajaran tersendiri bagi jemaat Tuhan sebagaimana Rasul Paulus nyatakan di dalam Kisah 26:20, bahwa :

Tetapi mula-mula aku memberitakan kepada orang-orang yahudi di damsyik, di Yerusalem dan di seluruh tanah yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.

Kisah 26:20